top of page

FALL, I'm IN LOVE

Enjoy the beauty of reddish leave dancing in the autumn. Feel the breeze of modern classic countries, France & Italy and the land of the Alps, Switzerland

Every day is a special story

Berbekal dari pengalaman liburan sebelumnya, viani & geng ceuceu2 merancang khusus agenda liburan ke eropa yang realistis, hemat ongkos dan tetap berkesan. Alhasil, 100% bucket list kita di Eropa pun terlaksana semua! Terbagi menjadi 11 hari efektif, berikut adalah cerita dan tema unik dari setiap harinya selama kita di eropa. Penasaran?

France

DAY 1: La Belle, Paris

Seperti namanya, hari pertama segera kita kerahkan untuk menyambut higlight bucketlist kita yaitu Eiffel, Chetau de Versailles dan Seine River Cruise. Tujuannya adalah menghibur diri setelah lelah perjalanan selama delapan belas jam sekaligus bersiap jika dua hari kedepan cuaca tak menentu. Dimana-mana yang wajib, harus selalu diutamakan bukan? :)

  • Chetau de Versailles: Istana rumah kediaman Louis the Great yang terkenal sebagai raja di masa keemasan Perancis. Pastikan sebelum kesini bener-bener cari tau tempat mana aja yang mau kamu datengin, karena istana ini luas banget dan banyak hidden gems tersembunyi yang hanya kamu ketahui kalau research. Jangan heran kalau abis dari seni pegel-pegel, karena tempatnya seluas itu :) 

  • Eiffel tower: Jangan kaget, kalau pertama kali liat eiffel siang hari, tiba-tiba terbesit di pikiran kamu “kok gak setinggi yang gue bayangkan ya”. Anyway, Eiffel instead is very amazing at night. Sangat disarankan dateng sore ke malem biar dapet "amazingnya” itu.

  • Seine River Cruise: The most unforgettable experience! Menurut gue pas banget untuk menutup hari pertama kamu. Paling enak berangkatnya pas mendekati sunset, jadi bisa dapet eiffel dan kota paris dengan warna ufuk yang berbeda. Berlayar di sungai ini juga bikin kamu jadi melek kota paris, bisa sekalian list out your next bucket list. Jangan lupa aja pake jaket karena anginnya kenceng coy!

20191004_135415-min.jpg

DAY 2: The Happiest Girls on Earth

Hari kedua adalah waktunya Disneyland! Kalau kata orang, ke disney sehari gak afdol rasanya :) Sehingga pagi-pagi, aku & Muthy cuman lari dan sarapan pastry di paris dan berangkat langsung ke Disneyland. Di sini, yang wajib harus banget diliat adalah parade atau shownya. It’s very magical! Buat wahananya, yang paling harus dicoba menurut aku ada tiga, yaitu Big Thunder Mountain Railroad, Hyperspace Mountain, and Phantom Manor. Favoritku adalah Hyperspace Mountain, karena kamu beneran bakal ngerasa kaya awak kapal di Star Wars yang lagi ngebut ngejar-ngejar kapal musuh sambil main roller coaster :) Terakhir, jangan lupa bertahan sampai akhir, karena Disney punya yang namanya "Disney Illuminations". Disney illuminations ini merupakan fireworks show di castlenya Disney yang super cute dengan interaksi yang megah dan "amajing". Untuk liat jadwalnya, bisa banget download app disneyland sebelum kamu pergi kesana ya.

DAY 3: Lost in the City of Light

Kalau sebelumnya di hari pertama, melihat secara selewat kota Paris melalui Sungai Seine. Sekarang kita beneran berhenti di tempat-tempat bucket list yang kita inginkan seperti Louvre, Luxemburg Garden, dan cafe di Paris. Sambil berkeliling, jangan lupa cemal-cemil mencoba snack pastry atau bakery di Paris. Snack favoritku adalah crepesnya, karena super enak dan beda sama crepes mamang-mamang di Indonesia :) Kalau di mamang-mamang tipis, kalau di Paris crepesnye lebih tebel dan super lembut.. Yummy!

  • Montmartre: Tempat belanja souvernir murah, sekaligus bisa liat Paris dari ketinggian tertentu dan gereja yang terkenal yaitu Sacre Coeur. Hati-hati disini banyak scam yang menjebak kamu untuk mencoba gelang yang akhirnya dipaksa bayar. Stay out from suspicious guy, take care always of yourself :)

  • Luxemburg Garden: Magical Fall Ambience all over the park. Keren banget suasana musim gugur disini, taman dengan daun berguguran yang di beberapa spotnya diwarnai oleh pertunjukan musik klasik. Kerennn sangat!

  • LouvreArc de triumph, Notre Dame: Basic bucket list orang-orang, dan aku hanya menikmati suasananya aja di tempat-tempat ini. Buat yang suka seni, mungkin bisa iseng masuk ke Louvre (siap-siap aja antriannya panjang banget). Tapi overall dengan menikmati suasananya aja tanpa masuk ke tempat-tempat berikut udah cukup :)

  • Cafe di Paris: Ini favorit gue dari kota Paris. Suasana cafenya itu loh :) apalagi kalau duduk di luar cafe, dapet banget suasana ala-alanya. Saran gue kalau mau hemat beli kopi atau pastry aja, masih affordable di angka 4-5 euro. Kalau mau makan berat, disini sandwich + fries seharga 10-15 euro. So, pick your choice!

DAY 4: Snow White & Seven Dwarfs

Di hari ke empat kita memutuskan untuk melipir ke Perancis bagian selatan, ke sebuah kota bernama Colmar. Colmar merupakan kotak kecil dengan rumah-rumah bernuansa medieval ala-ala Jerman & Perancis. Pernah nonton Snow White and Seven Dwarfs? Nah, rumah snow white dan seven dwarfs ini persis yang ada di Colmar. Selain cantik dengan nuansa yang persis seperti di negeri dongeng, kota Colmar ini juga tidak padat penduduk dan sangat damai. Viani, Muthy, dan Pedi yang lelah dengan hiruk pikuk drama di Paris pun sangat jatuh cinta dengan kota ini! 8 hours-seating on the bus is worth the price!

Switzerland

DAY 5: Masha Allah, It's Not My Desktop Wallpaper

Masha Allah! Itu lah kata-kata yang selalu kita sebutkan ketika nyampe Swiss. Lihat kanan dikit, masha Allah. Lihat kiri dikit, masha Allah. Swiss ini berasa surga dunia banget. Padahal hari pertama sampai di swiss, kita hanya memutuskan untuk bersantai-santai di kota tempat kita menginap yaitu Interlaken. Yang kita lakukan hanyalah bersantai di camping ground kita, bersepeda keliling kota, dan pergi ke Harder Khum. Di Harder Khum kita bisa lihat rangkaian gunung alpen yang disebut sebagai top of europe (dari sini terlihat puncak Jungfrau, Eiger, dan Monch), kota Interlaken dari atas, seraya menyaksikan penampilan musik tradisional Swiss, Alphorn. Masha Allah!

DAY 6: 007 Bond is Waiting for You on Top!

It's time for mountain excursion! Gak lengkap rasanya, kalau ke swiss tanpa naik ke atas gunung alpen. Kita pun memutuskan ke puncak Schiltron, puncak gunung yang ternyata juga dipake tempat syuting film James Bond. Schiltron tidak hanya menawarkan pemandangan khas gunung alpen, tapi juga  menawarkan beberapa permainan dan tantangan seperti thrill walk (berjalan persis di samping gunung) dan permainan ala ala James Bond. Turun dari Schiltron, kita langsung bertemu dengan desa Murren & Lauterbrunnen yang terkenal dengan pemandangan turun bukitnya yang khas. Jangan lupa, mampir ke cafe-cafe di desa Murren untuk mencicipi Apple Struddle & Hot Chocolate seraya memandangi indahnya gunung alpen. Mau tau gimana rasanya? SEDAAAP TIADA DUA. 

DAY 7: Dazzling Brienz & Its Local Taste

Berhubung sang peramal cuaca, Pedi, meramalkan hari itu akan hujan, akhirnya kita memutuskan untuk menukar rencana ke Grindelwald dengan berlayar di danau Brienz. Meskipun hari itu hujan, percayalah kalau Danau Brienz tetap memancarkan pesona yang luar biasa dengan airnya yang berwana turqoise. Sambil menunggu hujan reda, kita juga mencoba kereta lokomatif yang jalannya bener-bener pake uap guys! Naik ke atas, sambil liat pedesaan, perternakan dan kalau beruntung gak ketutup kabut, bisa liat danau Brienz dari atas. Sesampainya kita diatas, ternyata langsung ujan es!!! Panick attack. Kita pun cepet-cepet turun ke bawah, dan melanjutkan perjalanan dengan iseng-iseng mampir ke toko-toko di Brienz yang terkenal dengan local craftnya. Mau belanja keju, coklat, kerajinan kayu? Bisa banget kesini. Jangan lupa, tutup harimu dengan mencoba cheese fondue! Satu pot chese fondue seharga 22 CHF yang cukup untuk di share berdua. Yum,yum,yum perut kenyang, bucket list terpenuhi :) 

DAY 8: I'm a Cowgirl in The Harvest Moon

Pernah main Harvest Moon? Yuk ke Grindelwald! Grindelwald adalah salah satu desa di Swiss yang paling mirip dengan permainan Harvest Moon. Peternakan sapi, rumah-rumah khas pedesaan eropa, dan hamparan rumput yang luas buat guling-guling? Siap-siap berasa jadi cowgirl di desa ini! Dari semua desa, menurut aku desa yang paling enak buat tinggal dan jalan-jalan adalah Grindelwald. Rapih, bersih, dan keren banget panoramanya. Selain cocok buat belajar jadi cowgirl, di desa ini juga cocok buat mencoba berbagai permainan petualangan. Salah satu yang kita coba adalah Alpine Slide, di mana kita meluncur di perosotan pegunungan yang pemandangannya adalah gunung alpen dan desa Grindelwald dari atas. Kalau mau coba yang lebih ekstrim, ada beberapa wahana lainnya seperti First Flyer, First Glider di mana kamu akan meluncur seperti flying fox dari puncak First. Pokoknya di Grindelwald adalah tempatnya untuk bersenang-senang dan berpetualangan deh!

DAY 9: Majestic Blausee

Time to say goodbye to Switzerland (HIKS, WANNA CRY THAT BAD)! Eits, sebelum meninggalkan swiss, mari kita tutup perjalanan ini dengan Danau Blausee. Danau yang menurut gue ini ajaib banget. Letaknya tersembunyi di dalem gunung alpen dengan warna air hijau yang super bening. Makin kerennya lagi, karena danau ini ditutupi daun-daun kekuningan di musim gugur. Lagi-lagi, masha Allah keren banget. Di Blausee juga kita bisa santai-santai sejenak sambil piknik dan melamun liat danau yang berlatar belakang gunung alpen. Ah sedapppp... Danau Blausee emang paling pas menutup perjalanan kita di Swiss sebelum memulai lagi perjalanan hectic ke Itali.

Italy

DAY 10: Rosalinda Ay Amor~

Waktu berganti, sekarang kita sudah sampai di Itali! Yup, edisi kali ini kita berkunjung ke kota Milan & sekitarnya. Hari pertama dari Milan kita memutuskan langsung pergi ke Bellagio. Kota yang terletak diujung danau Como dengan nuansa unik ala-ala Rosalinda (aku gatau nama asli style arsitektur rumah-rumah disini hehehe). Berada di kota ini, entah kenapa aku kepikiran Rosalinda, semacam flowery classic old town gitu. Padahal pas nyari di google, ternyata rumah Rosalinda pun gak seindah Bellagio. Overall, gue bisa bilang kota Bellagio ini worth to visit. Selain kotanya yang indah, di sini juga kamu bisa makan-makanan khas Itali yang enak-enak dan relatif murah. Salah satu yang kita coba disini adalah gelatto & riccotta yang superbbb. 

DAY 11: Get All Eyes on You! 

Hari terakhir kita menghabiskan waktu di Milan! Salah satu dari lima kota fashion ternama di dunia. Sesampainya di Milan, aku langsung terpana dengan gaya pakaian orang-orangnya. Super stylish coy! Bahkan maling dan pencopet aja stylish (ini serius, lihat cerita lengkapnya di bawah). Tak bisa dipungkiri, Milan merupakan kota fashion di mana barang branded sampe secondhand berkualitas pun ada disini. Di Milan, kita menghabiskan waktu berkeliling gedung arsitektur khas Milan yang super sangat sangat detail arsitekturnya seperti Duomo, mencicipi street food dan makanan khas Milan, dan juga belanja di mal paling tua sedunia yaitu The Galleria Vittorio Emanuele II. Terakhir sebelum kembali ke Indonesia, jangan lupa melipir ke supermarket terdekat untuk sekedar menghabiskan uang receh euro yang gak mungkin dituker di Indonesia. Saran aku, beli pasta siap saji khas Italia dan juga biskuit-biskuit khas italia (aseli ini enak) yang bisa juga dibagi dengan orang terkasih sepulangnya ke Indonesia :)

PENASARAN SAMA ITINERARY AKU SELENGKAPNYA? Yuk intip disini

Underbudget Tips & Trick

Underbudget Tips & Trick

Percaya atau engga, akhirnya liburan kali ini adalah liburan pertama yang bisa Underbudget! Bahagia banget, yang tadinya kita nargetin abis 30 juta dan akhirnya kita cuman abisini 27 juta (udah sama semua biaya termasuk visa, bahkan sebenernya bisa kurang kalau kamu lebih hemat lagi di bagian oleh-oleh). Apa sih tips and tricknya biar bisa underbudget gitu? Check this out! Kalau mau liat yang lengkapnya juga bisa lihat disini

20191008_124613-min.jpg

Salah satu foto bersama masakan dapur ceu muthy. Rendang anget di tengah dinginnya gunung alpen...sedap 

1. Food Hack: Dapur Ceu Muthy

Inilah kunci utama kita dapat bertahan dengan biaya super minimum tapi tetep liburan dengan bahagia. Mari kita apresiasi dapur ceu @muthyais yang disponsori oleh teh saly! Ceu muthy yang bawa magic jar & perbekalan super lengkap akhirnya menjadi sang penyelamat utama kelaparan. Selama disana kita tidak hanya jajan, tapi juga diimbangi dengan makan perbekalan dari Indonesia. Makan yang kita bawa adalah: rendang siap saji, indomie, abon, tempe kering, sosis, kornet, dan makanan siap saji lainnya yang praktis. Sebelum ke Swiss, kita juga beli beberapa kebutuhan masak di Perancis seperti telur, roti bagguete, pasta yang pastinya lebih murah dari pada beli di Swiss. Alhamdulillah dengan strategi yang menyeimbangkan perbekalan dan jajan, kita bisa hemat banget dalam hal makanan. Kantong aman, liburan tetap ceria. 

Sebagai gambaran harga makanan di Eropa

- pastry/snack/sandwich-to-go: 3-8 euro

- sandwich + fries atau makanan berat lainnya @cafe: 10-15 euro

- pastry/snack/sandwich-to-go di Swisss: 5-10 CHF

- makanan berat @cafe: 22 CHF

2. Airplane Hack: Promotrip

Ini dia nih bagian favorit aku. Gila ke eropa pulang pergi cuma 7,8 juta dan dari kota yang berbeda lagi. Apresiasi sama @promotrip yang menawarkan harga super miring dengan fasilitas bintang lima. Dengan biaya segitu, kita udah dapet Qatar Airways dengan makanan pesawat, pajak bandara, dan bagasi 30kg. Udah tinggal duduk tenang dan nunggu nyampe deh. 

3. Transport Hack: Beli tiket dari jauh-jauh hari

Kalau kalian udah dapet visa, cepet-cepet deh beli kereta atau bus antar kota. Berdasarkan pengalaman aku, harganya makin miring kalau beli tiket dari jauh-jauh hari. Untuk pilihan perjalanan antar kota dengan bus bisa coba flixbus, untuk kereta bisa coba trainline untuk cari-cari pilihan harga murah. Jangan lupa masukin umur, karena ada harga spesial untuk young adult (dibawah 25 tahun) loh. Untuk transportasi dalam kota, aku udah melakukan research dan so far tetep merekomendasikan pake "travel card". Selain relatif lebih murah, gak ribet dan aman kalau kita tak terduga tersesat atau kelewatan (it happen most of the time for first-timer). Sebagai gambaran, di paris aku pake travel card yang namanya Navigo Week, di milan aku pake ATM travel card untuk 3 hari, dan di Swiss pake Oberland pass. Untuk swiss spesial pake pass, karena kita banyak mengunjungi atraksi yang membutuhkan tiket masuk, dan lumayan kerasa banget hematnya kalau pake pass ini. 

Unexpected Story & Key Realization

Unexpected Story & Key Learning

Di balik kebahagiaan yang terpancar pada instagram story kita, ada banyak drama kisah duka yang tak luput dari perjalanan kita selama di eropa. Sebuah cerita yang membekas meskipun amit-amit untuk diulang:) We'd love to share so you could learn and prevent any bad things happen in your future trip. Enjoy!

1. Dag dig dug Visa belum keluar

Belum mulai perjalanan, kita semua sudah diuji dengan ketegangan drama visa Pedi yang gak keluar-keluar. Tegang dong, liburan udah tinggal dua minggu, visa belum keluar. Mana temenku bilang, biasanya visa diproses hanya dalam waktu paling lama seminggu. Selidik punya selidik, ternyata penyebabnya adalah karena Pedi pernah ke Yaman, yang ternyata merupakan negara konflik. Dan karena deg-degan, saat di telpon kedutaan Perancis, Pedi juga ikutan panik pas ditanya "Ngapain ke Yaman". Pedi sampe pergi ke kedutaan perancis untuk follow-up dan masih belum ada jawaban. Setelah berangsur-angsur tegang dan mencoba ikhlas, akhirnya Visa pedi keluar juga di sekitar 10 hari sebelum hari keberangkatan! Alhamdulillah... 

2. Copet, copet, copet

Hari ketiga kami di Perancis, aku dan Muthy naik subway menuju ke apartment. Saat itu merupakan jam peak hours sehingga subway sangat padat. Tiba-tiba di subway, ada anak kecil yang ngomong perancis tiba-tiba sama aku. Gatau ngomong apa, tapi anak kecil ini mecurigakan banget. Ngapain nanya ke aku, yang jelas-jelas bukan warga lokal disana coba? Kaya gak mungkin aku jadi pilihan pertama, kalau misalnya dia emang mau beneran nanya sesuatu. Dengan kecurigaan tersebut, aku langsung bersiap menjaga barang bawaan aku. Tas diketekin, dicek seleting dan kondisinya. HP pun aku  pegang erat-erat. Sesampainya di stasiun berikutnya, si anak kecil ini siap-siap turun. "Sudah kuduga, ini pasti pencopet, hati-hati ceu" kata aku ke Muthy. Dengan keyakinan hati, aku merasa barang-barang ku aman aja. Tapi ternyata, 5 detik sebelum pintu subway ditutup, ada sebuah dompet yang dilempar ke kereta. Sumpah terkejut dan speechless karena itu dompet aku!!! Langsung tegang, dan cepet cepet buka dompetnya. Hasilnya? Ya, uang euro cash aku ilang, tapi alhamdulillah kartu dan lainnya aman. Yang aneh lagi, aku nyimpen uang 20 euro di tas (gak di dompet) & passport, tapi uangnya masih ada. Ternyata memang si pencopet khas Paris ini, selalu menargetkan turis dan benda yang bentuknya dompet. Jadi kalau kamu mau uangmu aman, simpanlah di tempat yang tak terduga misal passport dan tempat kaca mata. Usahakan juga agar selalu bawa uang yang cukup-cukup aja dan dalam bentuk pecahan yang lebih kecil sehingga mudah untuk disebar. 

3. (Lagi-lagi) Copet

Belum tenang dengan tragedi copet di Paris, kami hampir kembali menjadi korban pencopetan di Milan. Baru sampe 2 jam di Milan dan akan pergi ke penginapan menggunakan metro, tiba-tiba ada copet stylish yang iseng-iseng berdiri di antara pedi dan muthy seraya membuka sleting tas pedi dan muthy. Untungnya pedi cepet-cepet sadar, sehingga si copet kabur dan gak berhasil mencopet kita. "Gila yak! Disini belum apa-apa udah mau dicopet." Sejak saat itu, kita jadi serba insecure saat jalan-jalan di Milan. Belum lagi ditambah kejadian pas kita nyampe penginapan, Muthy tetiba sadar kalau kopernya dia ternyata gemboknya kebuka. Yang bikin pusing copet disini sulit diidentifikasi, karena wujudnya sama persis kaya warga lokal, super stylish abis. Ditambah lagi kita selalu mengundang banyak perhatian karena wujud kita yang sangat terlihat turis (mungkin karena pake kerudung dan muka kita super asia).Tapi ya gak gitu amat kali :( Cuman bisa banyak istigfar dan dzikir di kota ini. 

4. Siapa yang pake kartu kredit gue???

Belum habis rasa tegang setelah hampir dicopet, tiba-tiba ada transaksi tidak dikenal senilai 200 euro di kartu kredit ku saat perjalanan dari Bellagio ke Milan. "Hah, ini transaksi apaan plis?" Transaksi yang terdaftar atas nama merchant "Sala Davide" dan tidak terdaftar di Google setelah dicari. Panik dong? Yes. Bingung banget. Dengan berbekal pengalaman buruk yang terjadi, kita pun akhirnya bergegas memblokir kartu dan mengajukan klaim sanggahan transaksi. Aku dan Muthy sampe harus ke kantor pusat kepolisian Milan untuk mengajukan laporan keterangan pencurian. Lelah? Yes, tapi diajalanin aja. Untung polisinya baik-baik dan lumayan ganteng lah hahahaha (LOL). Setelah melangkapi laporan, kita pun kembali ke apartmen dan menunggu waktu kembali ke Indonesia. Singkat cerita, sesampainya ke Indonesia aku pun memfollow up klaim aku ke Bank. Gak nyampe satu hari dari waktu aku follow up, aku tiba-tiba sadar sesuatu setelah aku list anggaran liburan aku. "Eh bentar, kok transaksi hotel di Milan gak ada ya?" Langsung dong aku cek ke email, dan ternyata nominal transaksinya sama dengan nominal transaksi kartu kredit yang mencurigakan itu. Akupun langsung tanya ke Pedi & Muthy, "Guys mungkin gak sih yang charge kartu kredit kemaren itu hotel di Milan? Soalnya gak ada transaksi hotel Milan di kartu kredit aku sama sekali. Boleh tanyain gak ke host kita kemaren, apa dia udah ngecharge kartu kredit kita?". Jeng jeng jeng, ternyata benar nominal 200 euro itu dicharge untuk pembayaran hotel di Milan! TETOTET. Kok bisa ya tiga orang diantara kita gak ada yang ngeh? Salah user apa salah sistem? Eaaaa, jadi nyambung ke user experience nih. Jawabannnya adalah salah sistem dong. Setelah aku pikir berkali-kali, ada empat alasan yang menjadi pendukung kenapa ini salah sistem yang memudahkan terjadinya human error:

1. Tidak ada notifikasi pembayaran sukses resmi dari OTA ketika pembayaran dilakukan (Plis, ini tuh hal yang dasar banget!)

2. Tidak ada kejelasan nama merchant. Nama merchant berbeda dengan nama hotel (Gimana coba kita mau ngeh, ini transaksi dari hotel?)

3. Pembayaran dilakukan bukan di waktu transaksi pada umumnya, misal pada waktu booking, check in, atau check out, tapi malah di tengah-tengah waktu menginap. (lagi asik-asik pulang dari Bellagio lagi, siapa yang nyangka)

4. Faktor eskternal: Konteks pengalaman user yang sudah menjadi korban pencopetan hampir dua kali (Percaya atau engga, pencopet disini advanced banget parah)

Hikmahnya, saya jadi terinspirasi untuk menjadi product manager yang yang semakin peduli dengan perasaan usernya ketika menggunakan produk :) 

Alhamdulillah dibalik semua drama ini, uang gak jadi kecurian dan dapet pembelajaran berharga tentang user experience ya!

Whatever happened, the trip is just wonderful!

Dibalik semua suka duka jalan-jalan sendiri di eropa, aku akan tetep merokemandasikan kalian bisa kesini dengan trip sendiri. Kalau di pikir-pikir, pergi sendiri itu banyak dramanya, banyak resikonya. Tapi dibalik itu, kita gak cuman dapet indahnya panorama, tapi dapet pelajaran berharga tentang budaya dan kebiasaan. Kita gak cuman mengenal landmark, tapi bener-bener mengenal kota itu. Mengenal paris, interlaken, milan, dan masih banyak lagi. Banyak hikmah dan pelajaran yang kita dapet dengan sistem, budaya baru yang kita gak pernah coba di negara kita sendiri. Very much eyes-opening experience! Alhamdulillah ya Allah, nikmat manakah yang kamu dustakan? Cuman bisa berdoa mudah-mudahan Allah kasih rejeki lagi untuk bisa nulis artikel berikutnya, dan lain kali insya Allah liburan sama suami :)

bottom of page