top of page

The one who always be in my ups and downs, Allah SWT


credit to Ben White, unsplash.com

Life is always unexpected.

It’s funny how you plan your life and it never goes as you envisioned it.

Instead, it goes as you never imagined it would go.

Sering kali, diri ini bertanya ‘Kenapa ya jalan hidup gue begini, kenapa ga gini, kenapa ga begitu?”

Banyak hal yang terjadi kepada diri kita tidak selalu sesuai dengan rencana dan keinginan. Tapi jika kita bisa merefleksikan itu semua ke dalam sebuah catatan panjang kehidupan, di akhir kita akan menemukan alasan. Sebuah peristiwa terjadi bukan untuk sia-sia, melainkan untuk sebuah makna yang sangat berarti. Dan terima kasih Ya Allah, Aku mengerti itu, karena hanya Dialah yang selalu mengirimkan hikmah. Tanpa hikmahNya, aku mungkin akan tersesat dalam ketidaktahuan akan makna hidup.

Dan beginilah aku menuliskan rasa syukur ku, melalui cerita

KEGAGALAN PERTAMAKU.

Mungkin sebagian gak tau cerita ini, kalau aku sempat SANGAT TERAMAT KECEWA ketika aku gagal menjadi salah satu penerima beasiswa terkenal di Indonesia. Kekecewaan bukan hanya karena aku sudah mencurahkan usaha dan doa sebegitunya untuk beasiswa ini, tetapi juga melihat hampir semua teman-teman yang sama sama berjuang berhasil mendapatkan itu.

Jujur saat itu rasanya pengen marah.

“Ya Allah kenapa engkau gagalkan aku? Dan kenapa cuma aku?”.

Saking sedihnya sempet kaya self-esteem tuh turun serendah-rendahnya. Kalau kasarnya mah mempertanyakan ke diri sendiri “anjir aku teh bisa apa atuh, beasiswa gini aja gabisa, mau jadi apa kamu?" Segitunya aku mempertanyakan diri aku sendiri. Kekecewaan ini sempet aga cukup lama bertahan, mungkin sekitar 2-3 bulan. Sampai akhirnya, tiba pada suatu titik dimana aku sadar kalau marah bukanlah solusi. Waktu itu kalau ga salah sadarnya gara-gara baca ga sengaja baca quotesnya seorang teman DKM AF di timeline Line. Aku percaya itu suatu kebetulan, tanda kalau Allah masih sangat sayang sama aku, sampe akhirnya disadarin kalau yang aku pikirkan itu salah.

Untunglah, ada teman yang berbaik hati mencoba mengembalikan aku ke jalan yang benar dengan berkata:

“Kadang Allah ngasih cobaan buat mengingatkan kita vi, kadang manusia lupa hakikat kenapa dia ada di dunia. Coba pikir2 lagi, apa yang selama ini kamu lakukan.”

“Kadang Allah terlalu sayang sama kita, makanya ketika makhluk yang disayanginnya lupa sedikit, langsung diingatkan untuk kembali.”

WADUH JLEB. Ceuk urang sunda mah, nyeredet hate. Entah kenapa waktu itu, rasanya ingin nangis. Meratapi dosa-dosa. Sadar banget sih, waktu itu tujuan hidup aku kian lama kian condong hanya memikirkan dunia. What I care about at that time is all about self-actualization. Ingin membuktikan kalau diri ini bisa, tapi sambil melupakan esensi hidup kalau setelah hidup masih ada hidup (you know what I mean lah ya). Saat itu ambisi aku memang tinggi karena ingin membuat orang tua bangga dengan prestasi, sampe lupa ibadah, yang tadinya ngaji jadi ga ngaji (astagfirullah), dan beberapa hal indikator ibadah yang sempet turun.

Allah yang begitu sayang sama hambanya yang sempat lupa diri ini, memberikan kegagalan dilengkapi hikmah agar diri ini sadar. Allah bukan berarti menghalangi kita untuk memiliki harapan pada dunia, tapi Allah hanya ingin kita melalukan hal tersebut dengan cara yang benar.

Setelah cukup tenang dan bisa lebih dewasa menyikapi kegagalan, aku mulai menata hidup aku kembali menjadi lebih tenang, terarah, dan penuh harapan tanpa melupakan hakikat untuk beribadah kepada Allah. Aku sangat bersyukur, mendapatkan nikmat yang tak tergantikan setelahnya yaitu, KETENANGAN HATI, JIWA, RAGA, dan PIKIRAN setelah kembali banyak mengingat Allah. Kalau dipikir secara dunia saat itu, mungkin aku ga dapet apa-apa, no prestasi, no money. Tapi, ternyata aku masih bisa bahagia, dengan bermodalkan hanya mengingat Allah. Dari situlah aku kembali merenungkan, esensi sebuah kehidupan.

Setelah berhasil menata hati dan hidup, aku pun kembali mengembalikan harapan aku pada dunia. Tapi kali ini, dengan cara yang lebih baik. Aku yakin, Allah masih menyimpan rezeki yang baik buat aku di waktu yang tepat.

Dan benar saja, TANPA DISANGKA, 9 BULAN SETELAH KEGAGALAN, Allah begitu baik ngasih aku rezeki pengganti dengan dapet internship di Bank Mandiri dengan proyek yang berfaedah dan jelas serta gaji yang mumpuni.

Siapa sih yang sangka kalau KPnya bisa berfaedah? Awalnya aku malah ga expect banget keterima di mandiri untuk internship. Pertama bank mandiri, merupakan salah satu bank utama di Indonesia yang kayanya teh susah we gitu masuk situ. Kedua, internship kali ini projeknya bener-bener dari bank mandiri (bukan kita yang mengajukan topik sendiri), which is gaboleh main-main sama proyek ini. Aku pun banyak dapat pembelajaran dari proyek ini. Ketiga, gak nyangka banget kalau internshipnya bakal dibayar dengan jumlah yang cukup mumpuni UNTUK PERGI KE KOREA HAHAHA (padahal saat itu ga mikirin gaji, hanya expect keterima KP karena panik belum dapet2 tempat KP hingga bulan april).

Tapi begitulah Allah mengatur hidup makhluknya.

Terkadang, Allah menunda rezeki itu untuk diberikan kepada kita dalam bentuk yang lebih baik dan waktu yang lebih tepat. Jika direfleksikan pada peristiwa yang tadi. Kalau saja, aku diberikan keberhasilan saat program beasiswa, mungkin aku akan semakin lupa diri dan gatau jadinya bakal kaya gimana. Tapi justru dengan kegagalan ini, aku jadi banyak belajar makna hidup, dan juga jadi lebih dewasa dalam menyikapi hidup (Alhamdulillah, setelah peristiwa kegagalan beasiswa, lebih tenang dan ikhlas dalam menyikapi kegagalan lain terutama dalam usaha mengikuti pengalaman internasional di tingkat tiga hahaha)

Dari cerita ini, intinya RUMUS HIDUP CUMA SATU: BE POSITIVE THINKING WITH ALLAH.

In sya Allah, Allah akan selalu memberikan yang terbaik kepada hambanya.

"Sesungguhnya Allah berfirman: "Aku sebagaimana prasangka hambaku kepada-Ku. Aku bersamanya jika ia berdoa kepada-Ku."[HR.Turmudzi]

Sebenernya banyak banget peristiwa dalam hidup aku yang aku sadari diatur dengan sebegitu baiknya oleh Allah. Namun, apa daya tulisan hanya mampu merangkum sebagian saja. Tapi semoga dengan satu tulisan ini bisa jadi ajang saling mengingatkan ya kawan-kawan.

Jangan lupa berusaha, berdoa, sisanya serahkan pada Allah hehehe. Gak bulshit, aku akuin memang sulit di awal untuk bener-bener bisa tawakal, tapi in sya Allah kalau ada niat, bisa dilaksanakan sedikit demi sedikit.

Selamat memaknai sisa akhir Ramadhan tahun ini.


bottom of page