top of page

You Are In Your Own Time Zone


You probably won't understand what life has in mind.

You just need to wait, until all of the pieces fall into place.

Only then you will understand,

that you have been in your time zone all along.

Here I share with you, my long journey in finding my own career after graduation.

The moment I was in my lowest point.

My confidence level was almost zero.

When dream about career almost gone.

That time was

My lowest point of my life.

"Failing thousands time in recruitment process."

Berpuluh-puluh perusahaan udah dicoba.

Ada yang gak dipanggil sama sekali

Ada yang langsung gagal di tahap pertama

Paling mentok cuman lolos tahap kedua.

Abis itu GAGAL.

Tiga bulan mencari kerja.

Dari perusahaan yang aku suka dan pengen banget masuk, sampe perusahaan yang biasa aja.

Semua jenis perusahaan mulai dari Multinasional, Konsultan, Start-up, UDAH.

Trust me, sekali lagi UDAH.

Berkali-kali bulak balik jakarta-bandung pake kereta, sampe hafal seluruh peta stasiun gambir.

Beratus-ratus warga yang saya repotkan mulai dari Nanda, Edrina, Nuke, Sirin, dan Omaku tercinta.

Titik di mana akhirnya aku berkata "emang segitunya ya aku gak bisa kerja"

I've done a lot of things to improve my performance in recruitment process, but the result is zero.

then at some point, here comes

My turning point.

Di tengah segala kefrustasian, pengen rasanya demotivasi aja, "udah deh gausah apply kerja".

Tapi untungnya, aku sangat bersyukur punya mama yang bisa menguatkan aku.

Mama selalu mendorong aku untuk berpikir optimis.

"Pasti ada alasan kenapa kaka dikasih gagal. Kaka harus cari tau dan tetep optimis kalau Allah kasih rezeki"

Disinilah aku mulai belajar yang namanya titik nol.

Titik dimana kamu mengakui kalau kamu tuh lemah dan gak tau apa-apa dan cuman Allah yang tahu terbaik.

Titik dimana kalau aku baru ngerti sama istilah "manusia bisa berencana, tapi Allah yang berkehendak"

People know that I'm kind of person that always have goal, plan everything, be very well-prepared, and put my actions toward my goal.

But, if Allah didn't say yes, then my plan is just a plan, and my goal is just a goal without result.

DISITULAH AKU BARU NGERASAIN YANG NAMANYA IMAN SEIMAN IMANNYA IMAN (belum setingkat para ustad sih hehe)

Jujur disini, jadi titik refleksi aku banget. For all this year, my life is always good. When I have goal, I will achieve it.

Jalur pendidikan yang selalu jalur emas, lulus kaya jalan mulus tanpa macet. Ya, Allah terlalu baik memberi hidup yang lancar-lancar aja dari dulu. Sehingga aku jadi lupa satu prinsip hidup utama kalau Allah lah sang penentu keputusan utama.

SO WHAT HAPPEN NEXT?

Di titik nol ini lah, everything changed.

Aku belajar yang namanya "memasrahkan segalanya sama Allah"

PASRAH DISINI BUKAN TANPA USAHA, MELAINKAN MENGAKUI KALAU ALLAH YANG LEBIH TAU APA YANG TERBAIK BUAT KITA.

Bukan berarti kita jadi gak punya cita-cita, tapi jika kita punya cita-cita jangan maksa.

Bukan berarti kita jadi gak usaha, tapi ketika sudah usaha, kita tawakal, dengan kata lain tidak mempersiapkan kegagalan, tapi berlapang dada ketika gagal.

Seambis-ambisnya kita, sebanyak apapun usaha kita untuk mencari tahu, tetap posisikan hati kita kalau Allah tuh pasti lebih tau.

Let say, kita udah merasa yakin 98% dengan passion kita. Harus diingat bahwa masih ada 2% yang kita gak ketahui tentang diri kita, dan bisa aja ketika kita tahu hal tersebut, hal itu akan merubah cita-cita kita 180 derajat.

Dari sini lah, AKHIRNYA AKU LEBIH IKHLAS.

Yang tadinya aku mau demot aja titik, aku jadi tergerak untuk kembali optimis.

Allah gak akan buta sama usaha yang kamu kerjain. Allah pasti kasih kita yang terbaik asal kita berusaha dan tetep berprasangka baik

Disitu aku berpikir bahwa kegagalan yang aku alamin bisa menjadi dua arti

1. Untuk bikin aku usaha lebih giat, perbaiki diri, supaya aku dapet sesuatu di saat aku sudah siap.

2. Memberi tanda kalau apa yang aku usahakan bukan yang terbaik, dan aku harus liat jalan lain yang mungkin lebih baik dari yang aku pilih.

Aku mempersiapkan diri untuk kedua kemungkinan tersebut:

1. Aku semangat lagi mencari kerja (karena ini emang yang aku inginkan), belajar sebaik-baiknya dari pengalaman sebelumnya, dan BERDOA (istikharah).

2. Kalau ternyata takdir aku bukan kerja dulu, mungkin S2 atau nik*ah? LOL. Aku juga mempersiapkan batas waktu untuk rencana aku di nomor satu. Waktu itu, aku memasang deadline : februari 2018. Sampai februari belum dapet, I have to find another option, misalnya intern atau S2.

Disinilah, semua keajaiban dimulai.

Aku apply lagi semua opportunity yang relevan sama aku, termasuk my dream company, traveloka yang udah aku coba apply dari kapan tapi ga manggil-manggil. Kali ini aku apply via linked in.

Aku buka-buka lagi catatan evaluasi interview aku yang sebelumnya. I ask my fellow friends to help me out around recruitment process, mulai dari fakhri, kimbar, muthy, dll. Ask them feedback and tips.

Sampai akhirnya aku tiba pada si sampis kesayangan, alias MUHAMMAD SYAIFUDIN. Hahahaha *loh kok dia sih*

Yap, dia adalah mantan bos bisnisku, si sumber pundi-pundi uang yang membuat aku bisa terbang ke negeri Paman Sam buat ikut conference di tahun 2017.

Bentar, bentar, ini kok jadi nyasar ke Syaif?

Jadi begini ceritanya guys.

Pada suatu hari,

Syaif: "Kumaha maneh kerjaan?"

Viani: "Kitu weh, aing masih gagal if, geus doakan weh."

Disini jujur aku gak berharap apa-apa, karena aku udah menduga jawaban yang pasti keluar dari orang yang nanya kaya gini, cuman

"Semangat weh."

"Belum rezeki mereun yah."

"Oh semangat atuh."

Kata semangat yang sebenernya tak memberi semangat, dan juga tidak membantu.

TAPI TERNYATA, HE DOESN'T LIKE WHAT I EXPECTED.

Syaif: "Hah kenapa maneh bisa gagal"

Viani: "Gitu we if, teuing sih aing juga. Kayanya cara berkomunikasi aing yang salah."

Syaif: "Maneh teh pinter siah, aing tau. Dari SMA, maneh fisika nilai 8, dikala aing ... Emang maneh gimana sih kalau interview?"

Viani: "Ya gitu aja, da kumaha atuh masa aing peragain."

Syaif: "Sok sini aku coba interview."

DAN SAAT ITU JUGA AKU DI INTERVIEW SAMA DIA.

*Setelah interview*

Syaif: "Kalau kaya gini caranya, mana ada perusahaan yang mau nge-hire maneh!!! Maneh teh pinter jir, maneh cuman cukup buktiin kalau maneh pinter. MANEH HARUS PERCAYA DIRI."

Viani: "Oh gitu ya if." *pasrah dan yowes*

Syaif: '"Ya udah mulai sekarang, sok kalau maneh butuh bantuan latihan atau apa-apa, tanya aing aja. Mumpung aing disini juga kan. Percaya, maneh teh bisa jir."

Dan di sini cerita Viani & Syaif dimulai. Kalau disebutkan satu-satu apa yang si sampis ini bantu, gak akan selesai-selesai cerita aku. Mulai dari proses FGD, Interview, Case Interview, sampe Essay semua dia bantuin.

"He is my all-in-one consultant and career coach."

He make me regain my confidence.

He push me to keep practices.

He doesn't only give feedback after recruitment process, but also proposes solution or action step to improve my performance in recruitment process.

He really know which things I need improve , and be able give related example so I can fully understand what I can do better.

Disinilah, titik terang pencarian kerjaku di mulai.

Dari yang dulu selalu gagal di tahap pertama, sekarang beberapa rekrutmen yang aku lalui berjalan dengan lancar. At least sampai dua tahap terakhir sebelum offering aku pasti lolos.

Sampai akhirnya, di titik pencarian terakhir, aku dapet dua offering dari perusahaan ternama.

Dan part terbaiknya adalah, salah satu offeringnya dari perusahaan impian aku, Traveloka!!!

GILA YA KEREN BANGET JALAN ALLAH TEH.

I've just realized

The beauty of failure

Kadang kalau aku inget-inget, dulu aku sempet gak kepikiran dapet traveloka.

Pertama kali daftar kerja, langsung apply traveloka sih. Tapi frustasi banget udah lebih dari sebulan, kagak dipanggil-panggil, padahal ada temen aku yang daftar cuman dua minggu langsung di panggil (Ini miftah jadi saksinya hahaha). Being realistic, aku pun cari kesempatan lain. Waktu itu mikirnya, oh mungkin bukan jalannya kali ya. Sampe ternyata akhirnya di tengah kefrustasian, tiba-tiba kepikiran balik lagi apply (tapi kali ini via linked in), dan ternyata jodohnya memang dengan traveloka.

Kalau balik lagi ke paragraf awal aku

"You probably won't understand what life has in mind.

You just need to wait , until all of the pieces fall into place.

Only then you will understand,

that you have been in your time zone all along."

This is exactly what happen to me. With all failures I've been through, I've never regretted that I have to be jobless during 4 months

"OH TERNYATA GINI"

1. Kalau aku lansung dapet kerja, aku gak mungkin bisa baca buku "The Defining Decade: Why Your Twenties Matter" yang mengubah pola pikir aku tentang kehidupan di umur 20an yang sekarang jadi prinsip hidup aku both in relationship and work.

2. Kalau aku langsung dapet kerja, aku gak mungkin sadra kalu aku butuh berlatih cara berkomunikasi hal-hal kompleks dan mempertahankan kepercayaan diri yang aku pelajari melalui latihan case interview

3. Kalau aku langsung dapet kerja, mungkin aku gak akan bisa tau "how to handle emotional burden within yourself" yang aku dapet setelah melalui ketegangan beberapa proses rekrutasi

4. Kalau aku langsung dapet kerja, mungkin aku gak akan bisa nemuin passion aku untuk sharing dan menulis.

5. Kalau aku langsung dapet kerja, aku gak mungkin bisa baca buku "A Subtle Art of Not Giving a Fuck" yang membuat aku lebih dewasa dalam menyikapi kesulitan hidup, lebih realistis, dan menjadi dasar dalam menyusun prinsip kebahagian hidup itu sendiri.

6. Kalau aku langsung dapet kerja, aku gak mungkin bisa banyak lebih bersyukur dari kondisi aku sekarang.

Sekarang aku mengerti, ALLAH TERNYATA MENYUSUN JALAN HIDUP ITU AKU SESUAI DENGAN KEBUTUHAN AKU.

Kegagalan yang aku lalui semata-mata Allah hadirkan agar aku bisa belajar lebih siap.

Kerasa banget sekarang, di pekerjaan pertamaku "Everything is not easy." I'm struggling at my first job."

I have to catch up with a lot of things. A lot of things is complex. Sometime you have to force yourself beyond limit to learn.

And what I've been through during the 4 months become a foundation to survive in my first job.

BONUSNYA, ALLAH BEGITU BAIK KASIH AKU PEKERJAAN DI BIDANG YANG AKU IMPIKAN

"Yes, I become a product team, when all data-driven approach, innovative thinking and business management applied"

PLUS DI PERUSAHAAN IMPIAN AKU, TRAVELOKA

"When I really enjoy my works because very related to hobby."

Rasanya bisa belajar industri yang terkait dengan hobi kamu itu? SENENG BANGET!!!

See? Pada akhirnya kamu akan mengerti jalan yang Allah pilihkan, asal kamu tetap berusaha, optimis, berprasangka baik, dan jangan lupa, BERDOA :)

"Life is a puzzle, you just have to put all of the pieces into place, and you will understand the big picture."

STAY POSITIVE, GUYS! CHEERS :)

P.S: Psst... catch me in Instagram, if you want to ask something! I would love to share.

Copyright picture by : @AlesKrivec


Comments


bottom of page